Monday, July 22, 2013

mauludur rasul saw

MAULUDUR RASUL SAW 
Oleh : KH. M. Zein ZA. Bazul Asyhab
ceramah/khidmat manaqib tqn suryalaya Januari 2001


Berbeda-beda kaum Muslimin menyebut peringatan hari kelahiran Rasulullah SAW. ada yang menyebut : Maulid Nabi, Maulud Rasul, atau Mauludan menurut orang Sunda. Akan tetapi intinya sama adalah memperingati Hari Kelahiran Rasulullah SAW dan Mengambil hikmah dari peringatan tersebut.

Maulud adalah berasal dari Bahasa Arab walada, yalidu, wiladatan yang artinya lahir. Jadi maulud isim maful artinya yang dilahirkan (bayinya) sedangkan maulid isim makan artinya tempat lahir.

Mengapa kita harus memperingati hari kelahiran Rasulullah SAW ? karena dalam diri Rasulullah SAW itu ada contoh atau uswah yang wajib kita ikuti sebagai umatnya. Hal ini ditegaskan oleh Allah SWT dalam surat Al-Ahzab ayat 21 : Sesungguhnya dalam diri Rasulullah itu ada contoh yang baik bagi orang-orang yang mengharap (Ridho) Allah, dan percaya terhadap hari akhir, serta orang-orang yang banyak berdzikir kepada Allah SWT.

Mengapa masih banyak kaum muslimin yang tidak mencontoh kepada Rasulullah SAW ? karena orang-orang yang mau mencontohnya adalah harus mempunyai tiga sifat utama, yaitu :

  1. Yarjullah (mengharap Allah SWT) : Orang tersebut totalitas hidupnya hanya mengharap Ridho Allah dan mahabah kepada-Nya. Ini sebagaimana doa yang selalu dibaca setiap ingin melaksanakan dzikir : Ilaahi anta maqsuudi waridhoka mathlubi A'tini mahabbataka wa marifataka, (Ya Tuhanku ! hanya Engkaulah yang kumaksud dan keridhoan-Mu lah yang kucari, berilah aku kemampuan untuk mencintai-Mu dan marifat kepada-Mu).

    Orang yang telah menyerahkan secara total hidup dan matinya hanya kepada Allah SWT, mereka tidak akan menyalahkan orang lain, bahkan dirinya merasa termasuk yang dholim (Laa Ilaaha illa Anta Subhanaka inni kuntu munadholimin).
  2. Orang mau mencontoh Rasulullah SAW itu adalah orang-orang yang percaya akan Hari Akhir atau Hari Kiamat. Jadi orang-orang yang tidak percaya akan hari kiamat tidak akan mencontoh Perilaku Rasulullah SAW.
  3. Syarat terakhir bahwa orang yang mau mencontoh itu harus banyak berdzikir kepada Allah SWT.

Adapun hikmah yang terkandung dari peringatan maulud Rasulullah SAW adalah bahwa kita sebagai umatnya harus mampu :

  • Wiladatun-nafsi : yaitu kita harus mampu melahirkan nafsu yang baik untuk menggantikan nafsu yang jelek dalam diri kita. Tentunya dengan mencontoh dan mengikuti akhlaq Nabi Muhammad SAW dan pewarisnya, yaitu Guru Mursyid kita.
  • Wiladatun-nidhom : kita juga selanjutnya harus mampu memperbaiki nidhom dan organisasi kita serta meningkatkan kinerja kita. Untuk itu marilah kita tingkatkan pengabdian kita semuanya.

    Kepada seluruh korwil silahkan supaya lebih giat lagi dalam mengkoordinasikan para yayasan perwakilan.

    Kepada Pengurus Yayasan Perwakilan perlu ditingkatkan pelayanannya kepada seluruh ikhwan TQN. Ingatlah bahwa para Pengurus Yayasan Perwakilan tersebut ialah sebagai khodim (pelayan) ikhwan TQN bukan jadi raja ikhwan yang diikuti dan dihormati saja.
  • Wiladatun-daulah : kita harus mampu melahirkan bangsa yang sekarang sedang kesulitan. Sehingga bangsa kita mampu keluar dari kesulitannya. Sebagai ikhwan TQN kita harus bersyukur selalu mendoakan kejayaan Agama dan Negara serta pada pemimpinnya. Tentunya perlu ditingkatkan lagi doa kita serta marilah kita juga meningkatkan sholat fardhu diawal waktu secara berjamaah.

    Sebagai ikhwan TQN kita tidak perlu menyalahkan orang lain dan membeberkan kesalahan orang lain. Ingat pesan Pangersa Abah Anom : Moal aya anu alus lamun euweuh anu goreng (Tidak akan ada yang bagus kalau tidak ada yang jelek).

    Mengapa masih banyak orang kafir yang belum masuk Islam ? mengapa masih banyak kaum Muslimin yang melakukan maksiat ? karena kitanya masih dholim dan belum mampu menyalurkan Cahaya Allah SWT, ibarat cahaya sinar matahari yang mampu menyinari luar goa tetapi dalam goa tidak tersinari.

    Sudah menjadi sunatullah : mengapa melakukan maksiat ? karena hatinya kotor dan hati kotor tidak mampu memancarkan Cahaya Allah SWT. Insya Allah kalau hati kita bersih, pasti mampu memantulkan Cahaya Allah SWT sehingga menerangi sekelilingnya, seperti : keluarga, tetangga dan masyarakat sekitar. Marilah kita tingkatkan dakwah kita dengan ruh kita, bukan sekedar dengan ucapan saja.
  • Wiladatu ath-Thiflin Maani : kita harus mampu melahirkan Thiflin maani (ruh Qudsi) dan hakekat kemanusiaan kita, sehingga kita mampu kembali kepada Allah SWT. kecuali dilahirkan dua kali, lahir kedunia fana oleh ibu kita dan keluar dari nafsu kita untuk melahirkan Thiflin Maani oleh Guru Mursyid kita.

Semoga Guru Mursyid kita dipanjangkan usia dunianya dan disehatkan jasmaninya. Amin.

sumber : suryalaya.org

Baca juga
Artikel Khidmat Ilmiah para Wakil Talqin TQN Suryalayalainnya

No comments:

Post a Comment