Sunday, September 13, 2015

diet nabi yang sehat

Diet Nabi yang Terbukti Menyehatkan

Konsep penyembuhan dan menjauhkan diri dari penyakit sebetulnya sudah dikenal zaman para nabi. Nabi Muhammad SAW juga telah banyak mempraktekkan bagaimana seseorang harus menjaga keseimbangan (pola makan, ativitas dan istirahat) dalam mempertahankan eksistensinya di bumi agar terhindar dari penyakit.

Dalam Musnad Ahmad dan sejumlah kitab lain diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda :Tidak ada wadah yang lebih buruk yang dipenuhi oleh manusia selain perutnya. Dia sebenarnya hanya membutuhkan beberapa suap untuk menopang hidupnya. Karena itu, perut perlu dibagi menjadi tiga bagian ; sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk udara' (HR Tirmidzi, Ibnu Majah, Hakim dan Ibu Hibban)

Namun dalam kenyataannya, banyak diantara umatnya yang ketika makan melampaui batas. Misalkan, tidak sedikit dari kita yang kelelahan dan badan menjadi lemas setelah makan, mirip dengan kondisi sebelumnya, yakni saat perut kosong (lapar).

Padahal, dalam sebuah riwayat Imam Syafi'i pernah mengatakan" Saya tidak pernah kenyang selama sepuluh tahun kecuali sekali saja, karena kekenyangan akan mengakibatkan tubuh menjadi berat, hati keras, mengurangi kecerdasan, membuat ngantuk, serta melemahkan pelakunya serta mendorong untuk malas beribadah (lihat Adab Asy-Syafii, oleh Ibnu Hatim Ar Razi serta Hamizh-nya (catatan pinggir), hal 106.

Dalam dunia kedokteran, bahasan tentang asupan makanan juga telah banyak disinggung. Misalkan terdapat penelitian di bidang nutrisi mempelajari hubungan antara makanan dan minuman terhadap kesehatan dan penyakit. Disebutkan, makan yang baik adalah mengkonsumsi makanan dengan jumlah nutrisi yang cukup dan bukan dalam jumlah yang banyak. Apalagi, ketika asupan nutrisi dan gizi minim pola aktivitas tubuh juga kurang memadai.

Namun, bila saja penyakit sudah terlanjur datang, makan usaha untuk menyembuhkannya harus tetap dilakukan. Yang perlu dipahami bahwa kondisi sakit bukanlah sebagai sebuah takdir Alloh kepada hambanya. Takdir Allah bisa dirubah dengan upaya (usaha) dan doa. Dan dalam konteks upaya penyembuhan penyakit, Rasulullah banyak meninggalkan rekam jejak yang patut diteladani. Selain anjuran untuk makan secukupnya, nabi juga pernah menganjurkan sebuah pengobatan yang dikenal dengan Thibbun Nabawi.

Dengan keterbatasan pengetahuan tentang obat-obatan yang dimiliki nabi, tentu saja pengetahuan dari Ilahi diturunkan kepada Nabi yang mulia, Muhammad SAW. Misalkan ketika Nabi menganjurkan kepada seorang pengikutnya agar meminum Madu saat terkena Diare. Nabi pun pernah melalukan kebiasaan meminum madu (yang dicampur dengan air) dan diminum saat perut kosong.

Dalam sebuah riwayat Ibnu Majah dari hadist Abu Hurairah"Barangsiapa meminum tiga sendok madu dalam tiga pagi saja setiap bulan, niscaya tidak akan terkena penyakit".Riwayat lain menyebutkan"manfaatkanlah dua jenis penyembuhan; madu dan Al-Quran).Hadist yang terakhir merupakan kombinasi penyembuhan jasmaniah dan ilahiyah.

Kajian menarik tentang kesehatan dan penyembuhan ala Nabi dituliskan oleh Ibnu Qayyim Al- Jauziyah dalam kitabnya "Thibbun Nabawi". Banyak hal tentang pola kehidupan nabi, mulai dari makanan, kegiatan menjaga kesehatan hingga pengobatan dibahas dalam buku setebal lebih dari 500 halaman ini. Kajian tentang manfaat hasil alam juga diurai dalam buku terbitan "Fathan" (PT Fathan Prima Media) ini, mulai dari manfaat madu, kurma, pisang, kayu cendana, mentimun, tebu, susu, hingga lada hitam.

Yang menarik, dalam buku itu pun dibahas manfaat pangan yang berasal dari hewani, seperti daging sapi, daging kambing, daging kuda, daging unta, daging kelinci, daging rusa, hingga daging burung. Pembahasan tentang manfaat daging-dagingan juga disertai dengan riwayat-riwayat pada sahabat Nabi.

Selain manfaat makanan bagi kesehatan, juga banyak dibahas tentang anjuran dan larangan beraktvitas (terkait dengan makanan) yang bisa mengganggu kesehatan, misalkan anjuran untuk mengunyah makanan dengan baik sebelum ditelan, hingga larangan makanan setelah usai makan malam.

Membaca buku "Thibbun Nabawi" seperti membaca kamus sehat, karena hampir semua hal tentang pola makan, jenis makanan, hingga pengobatan ada didalam buku ini. Tentu saja, bukan hanya tentang kesehatan jasmani yang dibahas didalamnya, namun juga tentang kesehatan Ruhani mulai dari pencegahan dan pengobatannya.

No comments:

Post a Comment