Oleh : KH. M. Zein ZA. Bazul Asyhab
ceramah/khidmat manaqib tqn suryalaya september 1999
Apabila kita teliti dan pelajari peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad Saw., maka Allah begitu teliti dalam membuat skenarionya. Bahkan dapat kita jadikan pedoman dalam pendidikan Islam. Sebagai berikut :
- Pertama :
Rasulullah Saw. Isra’ Mi’raj memakai kendaraan buroq, yang dapat digambarkan dengan sebagai dzikrullah. Dan Mi’raj digambarkan dengan Tanbih. Apabila dzikir telah digabung dengan Tanbihnya, maka akan mampu mencetak manusia yang dapat menyelesaikan Isra’ Mi’raj.
Ini terlihat dengan keilmuan yang tinggi, yang dijabarkan dalam Tanbih berupa “Ulah aya carekeun agama jeung nagara”. Juga akhlaknya pun menjadi akhlak sufi yaitu : “Kasaluhureun ulah nanduk jeung kasahandapeun ulah nyien deleka culika henteu daek ngajenan”. Serta mereka dapat menjadi mandiri sebagai ciri didikan Pangersa Abah agar murid-muridnya lebih banyak memberi, tidak menjadi orang peminta-minta serta tidak hidup atas pemberian orang lain.
Inilah yang menjadi ciri khas pendidikan di Suryalaya, yang beda dengan pendidikan-pendidikan lain di Indonesia yang hanya berorientasikan pada ilmu tidak dibarengi dengan pendidikan akhlak. Hasilnya adalah tawuran, mabuk-mabukan, dan kalau sudah menjadi pejabat menjadi koruptor dan penipu. Bahkan menurut Prof. Dr. KH. Ahmad Tafsir bahwa pola pendidikan Islam di negara kita ini adalah salah dan harus dibenahi.
Seharusnya kalau bangsa Indonesia ingin menjadi bangsa yang baik, yang madani, maka lembaga pendidikan di Indonesia harus mencetak manusia dengan tiga dimensi utama tadi yaitu :- Ilmu yang tinggi
- Akhlak sufi
- Mampu hidup mandiri.
- Kedua Nabi Isra’ Mi’raj berhenti di lima lokasi,
bisa digambarkan bahwa : Ketiga dimensi di atas harus diimplementasikan dalam lima ciri khas yaitu :- Ibadah yang nyata dalam keseharian seperti di Pondok Pesantren Suryalaya dalam shalat di awal waktu berjamaah
- Pendidikan Akhlak
- Ilmu (science)
- Pendidikan Kerja (keterampilan)
- Pendidikan Kepemimpinan (leadership).
Insya Allah, jika motto “Ilmu amaliah, amal ilmiah” diimplementasikan dalam tiga dimensi di atas serta diberikan menu lima ciri khas pendidikan di Pondok Pesantren Suryalaya, maka hasilnya adalah manusia yang “Multi Purpose” yang dapat menjadi panutan ummat serta berguna bagi nusa, bangsa dan agamanya.
Mudah-mudahan seluruh anak didik Pondok Pesantren Suryalaya mendapatkan karomah dan barokah Pangersa Abah. Amin.
sumber : www.suryalaya.org
No comments:
Post a Comment