Saturday, September 19, 2015

bukan kekerasan tapi kelembutan menyentuh hati

# Bukan Kekerasan Tapi Kelembutan Menyentuh Hati
Oleh : Ahmad Imam Mawardi
KAKEK tua ini luar biasa, sabar sekali menunggu pepayanya yang sudah mulai menguning tua. Setiap sore dijenguknya sambil bergumam dalam hati "tiga hari lagi matang dan siap makan."
Setelah tiga hari penantian tiba, Jum'at pagi hari dua pepaya paling besar hilang lenyap. Rupanya Kamis malam yang dihiasi gerimis dimanfaatkan maling untuk mengambil pepaya itu.
Kakek tua itu menangis sesenggukan. Istrinya, sang nenek yang giginya tinggal dua itu, berkata: "Sabar kek, jangan ditangisi, nanti siangan saya belikan pepaya yang lebih besar." Tangisan kakek semakin menjadi-jadi dan berkata: "Bukan pepayanya yang membuat saya menangis, tapi betapa sulitnya orang itu mengambil pepaya saya. Malam-malam, gerimis-gerimis menaiki pohon pepaya tanpa tangga pasti licin dan sengsara. Sudah haram, sulit lagi. Saya kasihan."
Sore harinya si kakek mencari tangga untuk disandarkan ke pohon pepaya itu. Siapa tahu malingnya akan datang lagi malam itu. Demikian pikir sang kakek. Rupanya, esok harinya tiga pepaya matang lainnya masih utuh. Rupanya malingnya tak datang lagi.
Minggu sore datanglah seorang lelaki membawa segerobak pepaya istimewa, pepaya hasil cangkokan luar negeri. Sepertinya pepaya ini "dipetik" dari supermarket. Kakek nenek ini kaget luar biasa dan bertanya dari siapa dan untuk siapa? Lelaki itu menjawab: "Bapak, maafkan saya, sayalah yang mencuri pepaya Bapak. Malam berikutnya saya mau ambil lagi pepaya Bapak, ternyata Bapak menyediakan tangga untuk saya. Saya tersentuh, saya malu dan saya hormat dengan kesabaran dan kebaikan Bapak. Terimalah ini sebagai gantinya. Maafkan saya."
Hikmah dari kisah ini adalah bahwa sangat sering bukan kekerasan yang menyadarkan orang. Kelembutan dan cinta lebih mampu menyentuh dan mempengaruhi orang lain untuk menjadi positif.

No comments: